Selasa, 08 November 2011

KEMAMPUAN DASAR DAN KARAKTERISTIK SENI ANAK SD

Kemampuan Dasar Anak Sekolah Dasar

Secara umum perkembangan manusia dapat dibedakan menjadi 4 kategori:

1. Perkembangan Kognitif

2. Perkembangan Personal (Perseptual dan Emosional)

3. Perkembangan Sosial

4. Perkembangan Fisik

Perkembangan yang terjadi pada individu disebabkan oleh 2 faktor:

1. Faktor pertumbuhan dan kematangan

2. Faktor belajar

Anak Sekolah Dasar mempunyai karakteristik yang khas dalam hal fisik maupun fisikologis, khususnya dalam hal tingkat intelektual, emosional, sosial, estetik kreativitas dan daya perseptual serta pertumbuhan fisiknya. Berikut ini akan diulas karakteristik tersebut satu persatu

A. Kemampuan intelektual anak

Menurut Peaget ada 4 faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia yaitu:

1. Kematangan adalah merupakan faktor yang paling dasar dalam perkembangan berfikir manusia

2. Aktivitas merupakan aktivitas berfikir seperti observasi, eksplorasi, evaluasi dan problem solving merupakan aktivitas berfikir yang turut andil dalam membangun kemampuan berfikir anak

3. Transmisi sosial adalah transfer pengalaman belajar dari orang lain dan tidak memerlukan pengetahuan-pengetahuan baru untuk bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman

Secara intelektual anak pada masa sekolah dasar sudah mampu berfikir logis dan mampu memahami informasi atau memecahkan masalah-masalah yang bersifat abstrak. Implikasinya bagi guru dalam kegiatan pembelajaran pendidikan seni adalah materi yang bersifat abstrak harus dikemas sedemikian rupa supaya menjadi konkret sehingga mudah dipahami anak.

B. Kondisi emosional anak

Emosi yang berbeda dengan perasaan yang bersifat tenang dan tertutup. Emosi menggambarkan suasana batin yang dinamis, bergejolak dan terbuka. Emosi sebagai aspek fsikologis mempunyai ciri-ciri yang khas yaitu:

1. Lebih bersifat subyektif, ini berarti kondisi emosional seseorang berbeda dengan orang lain pada saat yang sama

2. Bersifat fluktuatif, emosi seseorang bisa berubah-ubah tergantung dari situasi dan kondisi

3. Banyak bersangkut paut dengan peristiwa pancaindra

Berdasarkan penyebab kemunculannya emosi dikelompokkan menjadi dua macam :

1. Emosi sensoris, emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar tubuh

2. Emosi fsikis, emosi yang kemunculannya mempunyai alasan-alasan kejiwaan

Kondisi emosi anak sd cendrung labil mudah berubah-ubah akan tetapi mudah pulih kembali seperti sedia kala dan efeknya secara jasmaniah sangat mudah dikenali

C. Kondisi sosial anak

Pada masa sekolah dasar anak sudah bisa keluar dari lingkungan keluarganya, mereka mulai menaruh perhatian pada orang lain, mencari teman akrab, mampu bermain dan bekerja sama dengan orang lain dengan mematuhi aturan-aturan kelompok sehingga anak-anak yang semula sangat menonjol ke “aku” nya, egonya sangat kuat berangsur-angsur mulai menyadari bahwa mereka merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungannya.

D. Kondisi Perseptual anak

Istilah perceptual mengandung pengertian kombinasi antara kognitif dan afektif. Berdasarkan cara pandang kognitif; perceptual diartikan sebagai daya tangkap dan kemampuan seseorang dalam memahami berbagai informasi yang berasal dari luar. Sedangkan dari sudut pandang afektif; perceptual mengandung arti kesan dan tanggapan seseorang terhadap segala sesuatu yang berasal dari luar dirinya.

E. Karakteristik fisik anak

Berkaitan dengan perkembangan fisik, Kuhlon dan Tomson mengemukakan perkembangan fisik individu meliputi 4 aspek yaitu:

1. Sistem saraf, yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan dan emosi

2. Otot-otot yang berpengaruh pada perkembangan kekuatan dan keterampilan motorik.

3. Kelenjar endoktrin, yang berpengaruh terhadap munculnya berbagai perilaku baru

4. Struktur fisik / tubuh yang meliputi tinggi, berat dan proporsi.

Menurut Havighurst, tugas perkembangan penting pada masa anak Sekolah Dasar karena mereka perlu;

1. Mempelajari kecakapan jasmani yang perlu untuk permainan,

2. Membentuk sikap yang sehat sebagai organism yang hidup

3. Belajar bergaul dengan teman sebaya

4. Mempelajari peranan social sebagai anak laki-lagi atau perempuan

5. Memperoleh berbagai kecakapan fundamental dalam membaca, menulis dan berhitung

6. Membentuk pengertian dan pemahaman yang perlu untuk kehidupan

7. Membentuk kata hati, kesusilaan dan skala norma-norma

8. Mencapai kemerdekaan pribadi

9. Memupuk sikap positif terhadap golongan dan lembaga-lembaga sosial

Menurut teori Rousseau, membuat tahapan perkembangan menjadi 4 yaitu:

Tahap I : 0 – 2 tahun merupakan masa usia asuhan

Tahap II : 2 – 12 tahun masa pendidikan jasmani dan latihan panca indra

Tahap III : 12 – 15 tahun periode pendidikan akal

Tahap IV : 15 – 20 tahun periode pendidikan watak dan agama.

F. Karakteristik estetik anak

Perasaan estetik adalah perasaan yang berhubungan dengan keindahan, baik yang berupa keindahan yang dibuat oleh manusia termasuk di dalamnya karya seni. Perasaan estetik merupakan suatu hal yang bersifat ilmiah yang dibawa anak semenjak lahir.

G. Kondisi kreatif anak

Menurut Guilford, barron, roe dan mac kinnon; kreativitas didefinisikan sebagai seperangkat karakteristik dan tendesi yang merupakan bagian alamiah dari seseorang yang dibawa sejak lahir. Guilford lebih menaruh perhatian pada aspek kognitif, ia memandang kemampuan kreativitas sebagai kemampuan berfikir divergen yang ditandai dengan adanya fluency, flexibility, originality dan elaboration dalam berfikir. Sedangkan Makinnon, barron dan Roe dalam studinya tentang orang kreatif menyimpulkan bahwa cirri orang kreatif adalah berdaya cipta dan tekun, merdeka dalam keputusan dan memiliki otonomi dalam keputusan, Hudgins menambahkan bahwa individu yang kreatif biasanya menunjukkan sense of humor.

Sementara itu Mefee mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan menemukaan symbol dan ide yang ada sebelumnya kedalam suatu sistim atau situasi.

Menurut konsep Torrance yang termasuk kreatifitas adalah kualitas-kualitas:

1. Sensitivitas terhadap adanya masalah atau ketidak beresan

2. Kemampuan mengidentifikasi terhadap masalah

3. Kemampuan mencari Solusi

4. Kemampuan memprediksi suatu kejadian

5. Kemampuan menguji hipotesis

6. Melaporkan hasil-hasilnya

Secara umum dapat didefinisikan beberapa hal yang berkaitan dengan kreativitas yaitu:

1. Kreativitas itu merupakan karakteristik pribadi berupa kemampuan untuk menemukan atau melakukan sesuatu yang baru

2. Karakteristik pribadi sebagai ciri kreativitas bisa diamati dalam suatu proses dari sensivitas seseorang terhadap adanya masalah-masalah atau ketidakberesan, mampu mengidentifikasikan masalah, mampu mencari solusi, memprediksi, menerapkan suatu ide dan melaporkan hasilnya.

3. Adanya 4 ciri penting kreativitas yaitu; fluency, flexibility, originality dan ellaboration

4. Kreativitas itu bisa ditingkatkan melalui penyajian stimulasi yang tidak umum, memangkitkan beberapa respon yang berbeda pada situasi yang sama dan membangkitkan beberapa respon yang tidak umum.

Ekspresi dan aktualisasi diri merupakan sala satu kebutuhan psikologis yang penting bagi anak Sekolah Dasar. Aspek tersebut seyogyanya difasilitasi, karena setiap anak sesungguhnya mempunyai bakat kreatif yang dibawa sejak lahir meskipun kwalitasnya berbeda-beda antara anak yang satu dengan anak yang lain.

Mid Semester Matematika kelas 3 SD

Nama :

Kelas :

I. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang benar !

1. 217, 213, 216, 214, 215

Urutan bilangan diatas dari yang terkecil adalah . . . .


a. 213, 215, 214, 217, 216

b. 213, 214, 215, 217, 216

c. 213, 214, 215, 216, 217


2. 178, 179, . . . . ., 181, 182

Angka yang tepat untuk mengisi titik – titik adalah . . . .


a. 177

b. 180

c. 190


3. 351, 254, 186, 102, 267, 468

Bilangan yang termasuk bilangan genap adalah . . . .


a. 102 dan 468

b. 267 dan 351

c. 254 dan 267


4. 251 dibaca . . . .


a. Dua ratus lima

b. Dua ratus lima belas

c. Dua ratus lima puluh satu


5. Lambang bilangan dari tiga ratus tiga puluh adalah . . . .


a. 303

b. 330

c. 333


6. Nilai angka 4 pada bilangan 384 adalah . . . .


a. 4

b. 40

c. 400


7. 2 ratusan + 9 puluhan + 6 satuan = . . . .


a. 266

b. 269

c. 296


8. 44 + 25 = . . . .


a. 96

b. 69

c. 60


9. 64 + 37 = . . . .


a. 101

b. 102

c. 110


10. 255 – 123 = . . . .


a. 123

b. 132

c. 133


II. Isilah titik-titik dibawah ini dengan benar !

1. 435 . . . . . . . . 453 Tanda pembanding yang tepat adalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2. 257, 186, 163, 230 Yang termasuk bilangan ganjil adalah . . . . . . . . . . . . . . . . .

3. Toni mempunyai 41 kelereng, Dino mempunyai 59 kelereng, berapakah banyak jumlah kelereng Toni dan Dino . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

4. Paman memetik 72 buah sawo. Diberikan kepada tetangganya sebanyak 16 buah. Berapakah sisa sawo yang dipetik Paman. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

5. 65= ………. + ……….

32 = . . . . . .. + . . . . . . +

= . . . . . . . + . . . . . .

= . . . . . . . .

Isi PUIL 2000

Bagian 1 dan bagian 2 tentang pendahuluan dan persyaratan dasar yang merupakan padanan dari IEC 364-1 Part 1 dan Part 2 tentang Scope, Object Fundamental Principle and Definitions.

Bagian 3 tentang proteksi untuk keselamatan, banyak mengacu pada IEC 60364 Part 4 tentang Protection for Safety. Bahkan istilah yang berkaitan dengan tindakan proteksi seperti SELV yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan tegangan ekstra rendah pengaman digunakan sebagai istilah baku, demikian pula istilah PELV dan FELV. PELV adalah istilah SELV yang dibumikan, sedang FELV adalah sama dengan tegangan ekstra rendah fungsional. Sistem kode untuk menunjukkan 3 tingkat proteksi yang diberikan oleh selungkup dari sentuh langsung ke bagian berbahaya, seluruhnya diambil dari IEC dan kode IP (International Protection). Demikian pula halnya dalam pengkodean jenis pembumian. Kode TN mengganti kode PNP dalam PUIL 1987, demikian juga kode TT untuk PP dan kode IT untuk kode HP.

Bagian 4 tentang perancangan instalasi listrik, dalam IEC 60364 Part 3 yaitu Assessment of General Characteristics, tetapi isinya banyak mengutip dari SAA Wiring Rules dalam Section General Arrangment tentang perhitungan kebutuhan maksimum dan penentuan jumlah titik sambung pada sirkit akhir.

Bagian 5 tentang perlengkapan listrik, mengacu pada IEC 60364 Part 5 yaitu Selection and Erection of Electrical Equipment dan standar NEC.

Bagian 6 tentang Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya, merupakan pengembangan Bab 6 PUIL 1987 dengan ditambah unsur-unsur dari NEC.

Bagian 7 tentang penghantar dan pemasangannya tidak banyak berubah dari Bab 7 PUIL 1987. Perubahan yang ada mengacu pada IEC, misalnya cara penulisan kelas tegangan dari penghantar. Ketentuan dalam bagian 7 ini banyak mengutip dari standar VDE. Dan hal-hal yang berkaitan dengan tegangan tinggi dihapus.

Bagian 8 tentang ketentuan untuk berbagai ruang dan instalasi khusus merupakan pengembangan dari Bab 8 PUIL 1987. Dalam PUIL 2000 dimasukkan pula klarifikasi zona yang diambil dari IEC, yang berpengaruh pada pemilihan dari perlengkapan listrik dan cara pemasangannya diberbagai ruang khusus. Ketentuan dalam bagian 8 ini merupakan bagian dari IEC 60364 Part 7 yaitu Requirment for Special Instalation or Locations.

Bagian 9 meliputi Pengusahaan instalasi listrik. Pengusahaan dimaksudkan sebagai perancangan, pembangunan, pemasangan, pelayanan, pemeliharaan, pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik serta 4 proteksinya. Di IEC 60364, pemeriksaan dan pengujian awal instalasi listrik dibahas dalam Part 6 yaitu tentang Verification.

PUIL 2000 berlaku untuk instalasi listrik dalam bangunan dan sekitarnya untuk tegangan rendah sampai 1000V arus bolak balik dan 1500V arus searah dan gardu transformator distribusi tegangan menengah sampai 35KV. Ketentuan tentang transformator distribusi tegangan menengah mengacu pada NEC 1999.

Pembagian dalam sembilan bagian dengan judulnya pada dasarnya sama dengan bagian yang sama pada PUIL 1987. PUIL 2000 tidak menyebutkan pembagiannya dalam pasal, subpasal, ayat atau subayat. Perbedaan tingkatnya dapat dilihat dari sistem penomorannya dengan digit. Contohnya Bagian 4 dibagi dalam 4.1; 4.2 dan seterusnya. Sedangkan 4.2 dibagi dalam 4.2.1 sampai 4.2.9, dibagi lagi dalam 4.2.9.1 sampai dengan 4.2.9.4. Jadi untuk menunjuk kepada suatu ketentuan cukup dengan menuliskan nomor dengan jumlah digitnya.

Seperti halnya pada PUIL 1987, PUIL 2000 dilengkapi pula dengan indeks dan lampiran-lampiran lainnya pada akhir buku. Lampiran mengenai pertolongan pertama pada korban kejut listrik yang dilakukan dengan pemberian pernafasan bantuan, diambilkan dari standar SAA, berbeda dengan PUIL 1987.

Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini berlaku untuk semua pengusahaan instalasi listrik tegangan rendah arus bolak balik sampai 1000V, arus searah 1500V dan tegangan menengah sampai 35KV dalam bangunan dan sekitarnya baik perancangan, pemasangan, pemeriksaan

dan pengujian, pelayanan, pemeliharaan maupun pengawasannya dengan memperhatikan ketentuan yang terkait.

Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini merupakan hasil penyempurnaan Peraturan Umum Instalasi Listrik 1987 dengan memperhatikan standar IEC, terutama terbitan TC 64 "Electrical Instalation of Buildings" dan standar internasional lainnya yang terkait. Penunjukan dalam Persyaratan dalam PUIL 2000 dilakukan dengan menyebutkan nomornya, dan PUIL 2000 ini diberlakukan untuk seluruh wilayah Republik Indonesia

Riwayat / Sejarah PUIL 2000

Peraturan instalasi listrik yang pertama kali digunakan sebagai pedoman beberapa instansi yang berkaitan dengan instalasi listrik adalah AVE (Algemene Voorschriften voor Electrische Sterkstroom Instalaties) yang diterbitkan sebagai Norma N 2004 oleh Dewan Normalisasi Pemerintah Hindia Belanda. Kemudian AVE N 2004 ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan diterbitkan pada tahun 1964 sebagai Norma Indonesia N16 yang kemudian dikenal sebagai Peraturan Umum Instalasi Listrik disingkat PUIL 1964, yang merupakan penerbitan pertama dan PUIL 1977 dan 1987 adalah penerbitan PUIL yang kedua dan ketiga yang merupakan hasil penyempurnaan atau revisi dari PUIL sebelumnya, maka PUIL 2000 ini merupakan terbitan keempat. Jika dalam penerbitan PUIL 1964, 1977 dan 1987 nama buku ini adalah Peraturan Umum Instalasi Listrik maka pada penerbitan sekarang tahun 2000, namanya menjadi PERSYARATAN UMUM INSTALASI LISTRIK dengan tetap mempertahankan singkatan yang sama yaitu PUIL.

Penggantian kata "Peraturan" menjadi "Persyaratan" dianggap lebih tepat karena pada kata "Peraturan" terkait pengertian adanya kewajiban untuk mematuhi ketentuan dan sangsinya. Sebagaimana diketahui sejak AVE sampai PUIL 1987 pengertian kewajiban mematuhi ketentuan dan sangsinya tidak diberlakukan, sebab isinya selain mengandung hal-hal yang dapat dijadikan peraturan juga mengandung rekomendasi ataupun ketentuan atau persyaratan teknis yang dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik. Sejak dilakukannya penyempurnaan PUIL 1964, publikasi atau terbitan standar IEC (International Electrotechnical Commission) khususnya IEC 60364 menjadi salah satu acuan utama disamping standar internasional lainnya. Juga dalam terbitan PUIL 2000, usaha untuk mengacu IEC ke dalam PUIL terus dilakukan, walaupun demikian dari segi kemanfaatan atau kesesuaian dengan keadaan di Indonesia beberapa ketentuan mengacu pada standar dari NEC (National Electric Code), VDE(Verband Deutscher Elektrotechniker) dan SAA (Standards Association Australia).

PUIL 2000 merupakan hasil revisi dari PUIL 1987, yang dilaksanakan oleh Panitia Revisi PUIL 1987 yang ditetapkan oleh Menteri Pertambangan dan Energi dalam Surat Keputusan Menteri No. 24-12/40/600.3/1999, tertanggal 30 April 1999 dan No. 51-12/40/600.3/1999, tertanggal 20 Agustus 1999. Anggota Panitia Revisi PUIL tersebut terdiri dari wakil dari berbagai departemen seperti; DEPTAMBEN, DEPKES, DEPNAKER, DEPERINDAG, BSN, PT PLN, PT PERTAMINA, YUPTL, APPI, AKLI, INKINDO, APKABEL, APITINDO, MKI, HAEI, Perguruan Tinggi ITB, ITI, ISTN, UNTAG, STTY-PLN, Pt Schneider Indonesia dan pihak-pihak lain yang terkait