Minggu, 02 Oktober 2011

Hemat Listrik Melalui Penggunaan Komputer

Mengurangi energi listrik yang digunakan, berarti turut menekan pengeluaran biaya. Mulailah penghematan dari komputer yang biasa digunakan.

Energi listrik telah menjadi kebutuhan esensial. Memang untuk mendapat listrik sangat mudah. Namun sebenarnya dengan bahan bakar dari fosil makin berkurang ditambah harganya terus meningkat, pembangkit listrik kerap menghadapi kendala.

Tak pelak lagi, pembangkit listrik sering mengalami kesulitan mendapat bahan bakar. Akibatnya produksi energi listrik menurun. Defisit pasokan listrik untuk kebutuhan rumah tangga hingga industri tidak bisa dihindari lagi. Pemadaman listrik pun dilakukan.
Oleh karena itu, sumber bahan bakar dari energi terbarukan terus didorong untuk dikembangkan. Penggunaan sumber bahan bakar dari fosil terus dikurangi.

Terlebih lagi emisi dari penggunaan bahan bakar minyak telah pula memicu gas rumah kaca seperti karbondioksida, metana, dan karbonmonosida. Gas-gas rumah kaca merupakan gas yang menimbulkan pemanasan global yang diitandai dengan pemanasan global.

Untuk turut mengurangi dampak pemanasan global, sebenarnya bisa dilakukan melalui penghematan penggunaan energi listrik. Dengan menekan pemborosan, selain mengurangi beban pembangkit listrik, telah turut pula melakukan mitigasi pemanasan global.

Penghematan sebenarnya bisa dilakukan siapa saja dan di mana saja. Bukan hanya di perkantoran dan industri, penghematan juga bisa dilakukan di rumah tangga dalam skala kecil. Apalagi banyak sekali peralatan di rumah tangga yang menggunakan listrik. Sebut saja lampu, AC, kulkas, televisi, mesin cuci, pompa air, computer, dan banyak lagi.

Komputer atau dikenal juga dikenal personal computer (PC) bukan lagi barang baru. Peralatan ini dengan ditemui, baik pada kantor-kantor maupun pada rumah tangga. Namun ternyata penggunaan komputer yang terus menerus bisa menyebabkan pembengkakan tagihan listrik. Ada beberapa cara yang bisa digunakan agar biaya listrik bisa dipangkas.

Secara umum, penghematan biaya listrik di komputer bisa dilakukan oleh siapapun pemakainya. Asalkan ada kemauan untuk berhemat. Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menghemat listrik komputer.

Satu, atur tingkat terang-gelapnya layar monitor (brightness) secukupnya. Ternyata makin terang layar monitor, makin besar energi yang dibutuhkan. Sehingga usahakan agar sesuai kebutuhan Anda saja.
Dua, pilihlah monitor komputer hemat energi. Di pasaran kini sudah banyak dijual monitor yang masuk kategori hemat energy. Jika tidak mengerti dan memahami mengenai jenis monitor hemat energi, Anda bisa ditanyakan pada saat pembelian.

Tiga, hindari penggunaan screensaver dan standby power karena meski kecil tetap saja ada energi listrik yang digunakan. Empat, hindari pula penggunaan komputer secara berlebihan, misalnya untuk main games semalam suntuk atau menyetel MP3 sepanjang hari.

Selain cara-cara yang bisa dilakukan di atas, secara otomatis komputer juga bisa distel agar hemat energi. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Memang sedikit teknis. Tetapi bisa Anda coba mencobaya dan ditanggung tidak rumit.

Empat, untuk menuju menu pilihan setingan power pada layar utama atau desktop klik kanan lalu pilih properties, lalu pilih tabulasi screen saver dan tekan tombol yang bertuliskan power. Cara lainnya yaitu dari menu kontrol panel di windows explorer pilih power options.

Lima, bila kotak pilihan seting tenaga listrik sudah terbuka kita tinggal setting sesuai dengan situasi, kondisi, toleransi dan kebutuhan kita. Misalnya untuk turn off monitor, kita bisa mematikan monitor secara otomatis yang tidak digunakan setelah menit atau jam yang kita pilih. Contoh : After 15 minutes berarti layar monitor akan mati setelah 15 menit tidak ada aktivitas di komputer. Turn off hard disks. Artinya, kita bisa mematikan semua hard disk secara otomatis yang tidak digunakan setelah menit atau jam yang kita pilih. Misalnya after one hour berarti semua harddisk akan dimatikan setelah satu jam tidak ada aktivitas di komputer

Bisa dipilih pula sistem standby. artinya bisa mematikan sementara sistem komputer secara otomatis yang tidak digunakan setelah menit atau jam yang kita pilih. Misalnya, after two hours berarti komputer akan akan mati sementara setelah dua jam tidak ada aktivitas di komputer. Dalam mode ini pekerjaan yang sedang dijalankan tidak akan hilang. Langkah lain adalah mengaktifkan system hibernate. Yang bisa dilakukan mematikan komputer secara otomatis yang tidak digunakan setelah menit atau jam yang kita pilih. Jangan lupa pada tabulasi Hibernate pilih enable hibernation. Dalam mode ini pekerjaan yang sedang dijalankan tidak akan hilang.

Enam, untuk mengaktifkan kembali coba goyang atau klik di mouse. Jika tidak bisa coba tekan tombol di keyboard. Jika ternyata power mati coba tekan tombol power di CPU komputer kita.
Program hemat energi memang tidak bisa sekedar slogan belaka. Harus dimulai dari diri sendiri. Hemat memang bukan berarti memakai listrik secara terbatas. Tapi tentu saja sesuai kebutuhan. Untuk rumah tangga, perlu dilakukan sosialisasi terus menerus sehingga kesadaran akan tumbuh dengan sendirinya.

Yang harus diingat juga hemat energi memang bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah atau instansi seperti PLN. Hemat energi adalah tanggung jawab kita bersama, termasuk para pemakai di rumah tangga dan industri. Tentu saja, bila program penghematan ini dilakukan semua pihak, bukan hanya biaya yang lebih irit, bumi kitapun akan mendapatkan manfaatnya.

Lampu LED, Solusi Penerang Jalan


Entah berapa banyak daya listrik yang bisa dihemat dari penggunaan lampu jalan. Namun yang pasti, untuk satu unit lampu jalan dibutuhkan setidaknya sekitar 250 watt. Bayangkan, berapa banyak lampu yang dibutuhkan untuk menerangi jalan-jalan di Ibukota. Tentu dengan adanya niat penggunaan lampu energi tersebut, program penghematan energi yang dicanangkan oleh pemerintah menjadi signifikan adanya.

Menurut Dahlan Iskan, Direktur Utama PT PLN, rata-rata penggunaan lampu jalan raya di Jakarta sekitar 250 watt/lampu/hari dengan total pemakaian seluruh lampu jalan raya di Jakarta sebesar 200 Megawatt. Atas dasar itulah, orang nomor satu di PT PLN ini menganjurkan agar lampu-lampu jalan di Ibukota ini segera beralih menggunakan lampu LED (Light Emitting Diode). Alasannya adalah karena lampu LED ini hanya membutuhkan energi listrik sekitar 40 watt per lampu. Artinya lampu LED ini mampu menghemat sekitar 210 watt per unitnya. Dahlan juga mengungkapkan bahwa dengan mengganti lampu jalan raya dengan LED, bukan hanya mampu menghemat energi saja tetapi juga karena lampu LED memang lebih bagus dan permanen.

PJU-TS Lebih Efisisen
Lain lampu jalan berbasis LED, lain pula dengan lampu penerangan jalan umum tenaga surya (PJU-TS). Sebab PJU-TS ini merupakan lampu penerang jalan yang dalam operasionalnya menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energinya. Kendati PJU-TS ini lebih cocok digunakan pada daerah-daearah yang mengalami krisis energi listrik, namun bukan berarti PJU-TS ini tidak digunakan di kota-kota besar sebagai penerang jalan raya, kawasan perumahan, halte bus, dan tempat-tempat umum lainnya.

Dalam kalkulasi bisnis, PJU-TS jelas lebih hemat karena sama sekali tidak ada biaya penggunaan energi listrik dalam penggunaannya. Maklum karena PJU-TS murni menggunakan energi matahari yang notabene gratis didapat. Dengan menggunakan panel surya (yang lifetime hingga 25 tahun) yang berfungsi untuk menangkap/menerima sinar matahari yang kemudian diubah menjadi energi listrik melalui proses photovoltaic.

PJU-TS ini beroperasi secara otomatis. Biasanya akan mulai menyala ketika sore hari menjelang dan akan padam pada pagi harinya. Hebatnya lagi, dalam hal perawatan, PJU-TS ini tergolong mudah, efisien, dan dapat digunakan bertahun-tahun. Selain itu, PJU-TS yang beroperasi secara mandiri ini tidak memerlukan kabel jaringan antar tiang sehingga instalasinya menjadi mudah, praktis, ekonomis, dan tentunya dapat terhindar dari black out total jika terjadi gangguan listrik. Semoga saja , PJU-TS yang menggunakan lampu LED nantinya dapat menjadi solusi yang tepat dalam mengatasi kebutuhan penerangan jalan umum di Indonesia. ■

Salah Satu Bentuk Rangkaian Jaringan Distribusi Primer

Jaringan Distribusi Radial.
Bila antara titik sumber dan titik bebannya hanya terdapat satu
saluran (line), tidak ada alternatif saluran lainnya. Bentuk Jaringan ini
merupakan bentuk dasar, paling sederhana dan paling banyak digunakan.
Dinamakan radial karena saluran ini ditarik secara radial dari suatu titik yang
merupakan sumber dari jaringan itu,dan dicabang-cabang
ke titik-titik beban yang dilayani.
Oleh karena kerapatan arus (beban) pada setiap titik sepanjang
saluran tidak sama besar, maka luas penampang konduktor pada jaringan
bentuk radial ini ukurannya tidak harus sama. Maksudnya, saluran utama
(dekat sumber) yang menanggung arus beban besar, ukuran
penampangnya relatip besar, dan saluran cabang-cabangnya makin ke
ujung dengan arus beban yang lebih kecil, ukurannya lebih kecil pula.
Spesifikasi dari jaringan bentuk radial ini adalah:
  1. Bentuknya sederhana.(+)
  2. Biaya investasinya relatip murah.(+)
  3. Kualitas pelayanan dayanya relatip jelek, karena rugi tegangan dan rugi daya yang terjadi pada saluran relatip besar.(-)
  4. Kontinyuitas pelayanan daya tidak terjamin, sebab antara titik sumber dan titik beban hanya ada satu alternatif saluran sehingga bila saluran tersebut mengalami gangguan, maka seluruh rangk. sesudah titik gangguan akan mengalami "black out"secara total.(-)

Senin, 09 Mei 2011

Al Gore: Indonesia Bisa Jadi "Super Power"


JAKARTA, KOMPAS.com - Penerima Nobel Perdamaian 2007, Al Gore, memprediksi Indonesia bisa menjadi negara super power dalam hal penggunaan energi panas bumi (geotermal) sebagai sumber tenaga listrik.

"Indonesia bisa menjadi negara super poweruntuk energi listrik dari panas bumi dan hal itu bisa menjadi kelebihan untuk ekonomi Indonesia," kata Al Gore dalam pidato pembukaan "The Climate Project Asia Pacific Summit" di Balai Sidang Senayan Jakarta, Minggu (9/1/2011).

Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat itu melihat Indonesia merupakan negara ketiga terbesar yang memproduksi listrik dari tenaga panas bumi, sedangkan Filipina sebagai negara terbesar kedua di dunia produsen listrik panas bumi.

"Para ilmuwan dan para ahli terkenal secara luas mengatakan bahwa produksi listrik dari panas bumi dapat mempresentasikan luasnya sumber tenaga listrik yang bebas karbon di dunia saat ini," katanya.

Al Gore yang juga penerima Oscar melalui film dokumenter An Inconvenient Truth ini mengatakan, solusi perubahan iklim melibatkan berbagai langkah yang bisa diambil untuk menghemat uang sekaligus mengurangi emisi karbon dioksida.

Al Gore mengatakan, Indonesia merupakan negara dengan profil emisi karbon yang unik karena sebagian besar berasal dari sektor kehutanan dan hutan gambut.

"Ada peluang besar untuk mengambil pendekatan keberlanjutan dari raksasa seperti pembakaran batu bara dan minyak atau gas," katanya.

Dia mengatakan, ada banyak langkah yang bisa diambil untuk mencegah kerusakan hutan dan mengurangi emisi sekaligus meningkatkan pendapatan dan menciptakan perekonomian di Indonesia.

"Pengunaan lahan yang lebih efisien akan meningkatkan nilai ekonomi dan mengurangi polusi dari gas rumah kaca," katanya.

Ada dampak yang besar dari usaha mitigasi seperti penghentian pembakaran pembukaan lahan dan hutan gambut. (Sumber: ANT/ Editor: yuli)

Foto: AP
Mantan Wakil Presiden AS, Al Gore

Energi Surya, Listrik Alternatif Saat Terjadi Bencana


JAKARTA, REPUBLIKA.co.id - Gempa bumi dan tsunami di Jepang, mengakibatkan pasokan listrik di beberapa wilayah mengalami gangguan, Namun tak ada listrik tidak berarti segala-galanya harus berhenti.

Sharp Corporation bekerja sama dengan pemerintah setempat menyediakan 250 unit sistem panel surya yang akan disiapkan di sentra-sentra penampungan darurat. Di dukung oleh Shin-Kobe Electric Machinery Co, Ltd , salah satu pengembang energi surya ini mampu menyediakan listrik yang dibutuhkan untuk berbagai keperluan dalam kondisi darurat.

Sharp menyediakan panel surya portabel yang ditempatkan di daerah yang mengalami gangguan pemadaman listrik untuk waktu yang lama. Yang menarik, sistem panel surya yang disediakan tidak semata-mata digunakan untuk penerangan, namun juga untuk pengisian baterai ponsel.

Dalam kondisi darurat, layanan isi baterai menjadi salah satu kebutuhan yang sangat penting, baik bagi korban bencana, relawan maupun petugas penyelamat.

Model portabel yang dikembangkan, menjadikan perangkat ini mudah dirakit dan dipindah-pindahkan. Ia cukup ditempatkan di ruang terbuka. Energi yang dihasilkan panel surya kemudian disimpan di sebuah baterai penyimpan--besarnya setara dengan accu mobil.

Listrik darurat ini terdiri dari panel sel surya, baterai penyipan energi surya, serta AC strip untuk mengalirkan listrik yang dihasilkan. Satu panel sel surya diperkirakan mampu menghasilkan antara 80 hingga 100 watt.

Energi listrik yang dihasilkan memang amat bergantung pada jumlah sel surya yang ada. Produk serupa antara lain digunakan Telkomsel untuk program Telkomsel Merah Putih di desa Balabalakan, misalnya, membutuhan enam panel sel. Dari enam panel ini mampu menghasilkan listrik untuk mengoperasikan infrastruktur telekomunikasi, serta penerangan rumah tangga dimana sel surya itu ditempatkan.

Wilayah Perairan Indonesia Simpan Potensi Energi Listrik dari Arus Laut


Rabu, 27 April 2011

JAKARTA, ESDM.go.id - Wilayah perairan Indonesia, terutama selat-selat yang menghadap Lautan Hindia dan Samudera Pasifik ternyata memiliki arus laut yang kuat sehingga menyimpan potensi yang bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk membangkitkan energi listrik dari sumber energi yang terbarukan. Di wilayah NTB dan NTT misalnya, berdasarkan hasil riset yang dikembangkan BPPT dari 10 Selat yang ada di wilayah perairan NTB dan NTT diperkirakan bisa dihasilkan energi listrik hingga 3000 MW. Hal ini dikemukan Dr. Erwandi dari UPT Balai Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika BPPT pada Seminar Potensi Energi Listrik dari Arus Laut di wilayah NTT dan NTB, Selasa (26/4) di Kantor Puslitbang PLN.

Menurut Erwandi, penyebab terjadinya arus laut bisa karena adanya pasang surut yang diakibatklan oleh interaksi bumi, bulan, dan matahari. Selain itu bisa juga disebabkan oleh Arus Geostropik karena gaya Coriolis akibat rotasi bumi serta perbedaan salinity, suhu, dan density. Di Indonesia, terjadinya arus laut lebih dominan diakibatkan oleh pasang surut. Aliran arus laut (karena pasang surut) atau arus sungai menyimpan energi hidro-kinetik yang dapat dikonversi menjadi daya listrik. Besarnya daya listrik bergantung pada densitas fluida, penampang aliran, dan kecepatan alirannya.

Sepuluh Selat di wilayah perairan NTB dan NTT yang diperkirakan memiliki arus laut cukup kuat adalah Selat Alas, Selat Sape, Selat Linta, Selat Molo, Selat Flores, Selat Boleng, Selat Lamakera, Selat Pantar dan Selat Alor. Bila dari 1 Selat tadi dapat dipanen energi sebesar 300 MW dengan dengan asumsi jumlah turbin 100 buah masing-masing sebesar 3 MW (turbine farm), maka bisa dihasilkan energi listrik hingga 3000 MW. Padahal di Indonesia masih cukup banyak Selat yang belum dapat terdeteksi potensin arus lautya, demikian juga dengan sungai yang sangat potensial untuk instalasi turbin arus laut. “Dalam hitungan di atas kertas diduga potensi arus laut di wilayah perairan Indonesia menyimpan potensi energi listrik hingga 6000 MW”, kata Erwandi menambahkan. Untuk itu, BPPT telah mencoba untuk terus melakukan pemetaan secara digital potensi energi arus laut di Indonesia. Pemetaan secara digital ini bertujuan untuk memberikan prediksi awal daerah-daerah yang potensial energi arus lautnya sebelum dilakukan pengukuran secara langsung. Secara teknologi, pihak BPPT telah melakukan ujicoba prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) pada tahun 2009 sebesar 2 kW dan tahun 2011 sebesar 10 kW di Selat Flores NTT.

Sementara itu, Anggota Dewan Energi Nasional Dr. Muchtasor, menyatakan bahwa dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) ditargetkan pada tahun 2050 nanti, energi yang di hasilkan dari lautan bisa mencapai 6000 MW. Untuk mewujudkan rencana ini, dibutuhkan adanya sinergi dari berbagai pihak. kegiatan pemetaan potensi, pemilihan teknologi, hingga komersialisasi dan regulasi baik itu pemerintah, perguruan tinggi, dunia usaha dan badan-badan riset yang ada.

Kelistrikan di NTB dan NTB, selama ini lebih banyak dipasok dari sejumlah PLTD sehingga secara ekonomis PLTAL punya nilai tambah untuk menurunkan ongkos produksi listrik di wilayah NTT dan NTB. Disamping nilai ekonomisnya, pengembangan pembangkit dari energi terbarukan akan menjaga kualitas lingkungan. Meski demikian, pengembangan PLTAL di masa depan masih menyimpan beberapa kendala. Diantaranya, nilai investasi yang lebih tinggi dibandingkan pembangkit konvensional serta pemilihan dan pengembangan teknologinya. Berdasarkan hasil riset yang dikembangkan selama ini, skala PLTAL terbesar adalah prototype 1,2 MW sedangkan skala yang lebih besar diperkirakan baru beroperasi dalam 5 tahun kedepan sehingga tingkat kehandalan pembangkit ini belum memiliki rekam jejak yang cukup. (SF)